Sabtu, 23 Februari 2013

Perahu Tambang, Transportasi Alternatif Menyeberang Sungai Brantas

Perahu tambang masih menjadi sarana transportasi alternatif yang dibutuhkan masyarakat Kediri dan sekitarnya untuk menyebarangi Sungai Brantas. Terutama bagi warga  yang jauh dari jembatan. Jasa perahu tambang ini sangat membantu mereka yang ingin bepergian ke wilayah Barat sungai maupun sebaliknya. Selain itu juga menjadi tumpuan ekonomi sejumlah warga yang menjadi pengelola perahu tambang.

Warga Kediri biasa menyebut jasa perahu tambang dengan istilah Nambang. Sedangkan timur sungai sebutannya Brang Etan dan barat sungai diistilahkan dengan Brang Kulon.  Salah satu penyedia jasa perahu tambang ini adalah Sumadi warga dusun Suruh desa Juwet Kecamatan Ngronggot Kabupaten Nganjuk. Dia beroperasi menghubungkan desanya di barat sungai dan desa Minggiran Kecamatan Papar Kabupaten Kediri di sisi timur sungai. Kakek berusia 66 tahun ini mengaku mengoperasikan perahu tambang sejak tahun 1956 hingga sekarang. Bahkan kakek 3 cucu ini belajar sebagai tukang tambang sejak masih sekolah SMP, setelah diajari orang tuanya.

Perahu tambang yang dijalankan Sumadi adalah warisan dari orang tuanya, bahkan sudah turun temurun yang sebelumnya dikelola kakaknya. Sumadi yang tamatan SMP mestinya waktu itu sangat mudah menjadi pegawai negeri sipil, seperti teman sekolahnya yang bekerja di kantor pajak. Namun ia lebih memilih tukang tambang, karena lebih bebas dan tidak ada ikatan.

Tambangan yang dijalankan keluarga Sumadi memang sudah terkenal sejak puluhan tahun lalu, dengan nama tambangan Pancasila, yang kemudian berubah menjadi tambangan Nusantara.  Sumadi sangat menikmati profesinya sebagai penyedia jasa penyeberangan di sungai terpanjang kedua di  Jawa setelah bengawan Solo ini. Selain bertemu dan bergaul dengan banyak orang dari berbagai profesi, ia sering membantu kepolisian saat memburu pelaku pencurian kendaraan bermotor. Tapi yang menjadi halangannya, ketika aliran sungai brantas dialihkan, sehingga aliran sungai menjadi dangkal.

Sementara itu masyarakat yang memanfaatkan jasa transportasi  tambang di sungai brantas mengaku sangat terbantu. Seperti pengakuan Suparman warga desa Tegaron Kecamatan Prambon Kabupaten Nganjuk. Sebagai pekerja proyek di Surabaya, melalui jasa perahu tambang dia lebih cepat  bertemu keluarganya di rumah.

Perahu tambang, juga menjadi tumpangan setiap hari bagi para pelajar atau pekerja sebagai  jalan pintas. Seperti Siti Aisyah warga desa Minggiran Kecamatan Papar Kabupaten Kediri, yang tiap pagi selalu mengantar anaknya yang masih sekolah SD.

Meski menjadi sarana transportasi yang mudah, murah dan cepat, tidak semua orang bernyali menumpang perahu tambang. Kadang ada yang ketakutan ketika menuruni sesek bambu untuk sampai ke badan perahu, apalagi ketika perahu sudah berjalan. Menakutkan, karena perahu tambang tanpa didukung perlengkapan pengaman. Meski bagi sebagian orang menakutkan tetapi yang jelas keberadaan perahu tambang masih sangat dibutuhkan masyarakat.(Diki Pramana)

0 komentar:

Posting Komentar